Inilah Pentingnya Muhasabah Bagi Masing-Masing Diri Untuk Menggapai Puncak Kesucian Jiwa
Muhasabah berasal dari kata hasiba yahsabu hisab secara etimologis memiliki arti melaksanakan perhitungan. Dalam terminologi syari ialah meng-evaluasi intropeksi diri dari semua apa-apa yang sudah dilakukan baik dalam hal kebaikan maupun keburukan sehingga mengetahui akan segala cacat dan kekurangan dalam pengabdiannya pada Tuhan Yang Maha Esa
Betapa pentingnya muhasabah bagi masing-masing diri yang sudah menapakkan jalan ruhaninya menuju Tuhan sehingga jikalau dilakukan dengan benar dan secara kontinyu akan melahirkan penyadaran diri dari hati yang paling dalam untuk selalu memperbaiki segala kekurangan meningkatkan kwalitas ibadahnya menuju pada puncak kesucian jiwa
Muhasabah yang dilakukan dengan penyadaran diri akan membangkitkan kerinduan ingin selalu erat pada Tuhan-Nya menghantarkan pada dimensi ketaatan iklas tanpa pamrih dan hanya mengharap kasing sayang dan keridhaan-Nya saja dunia akherat
Oleh akhirnya Allah Subhanahu Wa Ta'la berfirman (Al QS - Al Hasyr (59) : 18)
Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok(akherat), dan bertaqwalah kepada Allah, bahwasanya Allah Maha Mengetahui apa yang kau kerjakan
Seorang mukmin akan selalu mengevaluasi diri dengan benar yaitu dihadapan sang Pencipta maupun pada sesama manusia. Menjaga hubungannya ke arah vertikal maupun horisontal, ke arah vertikal memahami keberadaan diri terhadap segala ketidakberdayaan dan apa-apa yang harus dilakukan terhadap Tuhan-Nya, secara horisontal menjaga kekerabatan insan dengan insan semoga tetap terjalin kekerabatan baik dalam tata kehidupan sosial bermasyarakat
Muhasabah ialah jalan yang terbaik bagi seorang mukmin sejati untuk senantiasa bercermin diri melihat memandang dan mengawasi terhadap gerak-geriknya secara lahiriah maupun batiniah. Secara lahiriah mendidik tubuh jasmaninya untuk berbuat taat dan menjauhi larangannya, secara batiniah mengarahkan pandangan hati menatap pada yang satu karam dilautan ma'rifatnya mengantarkan pada derajat hamba yang mulia dihadapan Allah Subhanahu Wa Ta'ala
Seorang hamba yang terkasih ialah selalu terjaga dalam muhasabahnya memperbaiki segala kekurangannya mempersiapakan diri menyongsong kehidupan kekal awet di akherat alam awet dan menyerahkan penuh keselamatan dirinya pada Diri-Nya
Dalam sebuah hadist Rasulullah Sallallahu alaihi wasallam pernah bersabda :
Dari Syadad bin Aus r.a, dari Rasulullah Sallallahu alaihi wasallam berkata "Orang yang bakir ialah yang menghisab (mengevaluasi) dirinya sendiri serta bersedekah untuk kehidupan setelah kematian. Sedangkan orang yang lemah ialah yang dirinya mengikuti hawa nafsunya serta berangan-angan terhadap Allah Subhanahu Wa Ta'ala." (HR. Iman Turmudzi)
Dari Syadad bin Aus r.a, dari Rasulullah Sallallahu alaihi wasallam berkata "Orang yang bakir ialah yang menghisab (mengevaluasi) dirinya sendiri serta bersedekah untuk kehidupan setelah kematian. Sedangkan orang yang lemah ialah yang dirinya mengikuti hawa nafsunya serta berangan-angan terhadap Allah Subhanahu Wa Ta'ala." (HR. Iman Turmudzi)
Alangkah bahagianya orang yang menerima karunia selalu mengawasi pada dirinya sendiri semakin dalam memandang pada kedalaman jiwanya sehingga dengan rahmatnya mengetahui persis segala kekurangan dan kelemahanya serta menyadari pada malu dan kekuranganya sendiri baik dalam hal amal ibadah maupun kegiatan dalam kehidupan duniawi sehingga selalu memperbaiki diri dan melaksanakan hal terbaik untuk kehidupan setelah kematiannya
Sekian semoga bermanfaat bagi masing-masing diri semoga rahmat Tuhan dilimpahkan pada hambanya yang selalu menggunakan cermin muhasabah dan senantiasa mengumandangkan pada dirinya dan berkata :
"Wahai diriku jangan berlarut-larut dalam kemaksiatan kemalasan dan kebodohan,berbuat oke selalu pada Tuhan-Mu yang telah memperlihatkan segalanya padamu, bergegaslah untuk mendatangi rumah-Nya yang suci selagi masih diberi waktu, bersimpuhlah dihadapan-Nya memohon ampun atas segala kilaf dan dosa" untuk menyebabkan hamba yang di Cinta dan di ridhai."
Demikian Pentingnya Muhasabah Bagi Masing-masing Diri Untuk Menggapai Puncak Kesucian Jiwa
"Wahai diriku jangan berlarut-larut dalam kemaksiatan kemalasan dan kebodohan,berbuat oke selalu pada Tuhan-Mu yang telah memperlihatkan segalanya padamu, bergegaslah untuk mendatangi rumah-Nya yang suci selagi masih diberi waktu, bersimpuhlah dihadapan-Nya memohon ampun atas segala kilaf dan dosa" untuk menyebabkan hamba yang di Cinta dan di ridhai."
Demikian Pentingnya Muhasabah Bagi Masing-masing Diri Untuk Menggapai Puncak Kesucian Jiwa
0 Response to "Inilah Pentingnya Muhasabah Bagi Masing-Masing Diri Untuk Menggapai Puncak Kesucian Jiwa"
Posting Komentar